Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.Al-Baqarah:186)

Tafsir:
(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka bahwasanya Aku adalah dekat) maksudnya, maka katakanlah kepada mereka, bahwasanya Aku dekat. Firman ini merupakan gambaran dari kesempurnaan ilmu Allah tentang perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan hamba-hamba-Nya, dan bahwa Dia mengetahui hal ihwal mereka, diumpamakan dengan keadaan orang yang dekat tempatnya dari mereka. Diriwayatkan, bahwasanya seorang A’rabi datang kepada Nabi SAW lalu berkata: “Ya Rasulullah, dekatkah Tuhan kita sehingga dapatlah kita berbisik kepada-Nya, ataukah jauh sehingga kita harus memanggilnya?”

(Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku). Firman ini merupakan penegasan tentang dekatnya Allah dan merupakan janji akan dikabulkan-Nya orang yang berdoa.

(Maka hendaklah mereka itu memenuhi Aku), yakni apabila Aku menyeru mereka supaya beriman dan taat, sebagaimana Aku memenuhi mereka apabila mereka berdoa kepada-Ku demi kepentingan-kepentingan mereka.

(Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku). Firman ini merupakan perintah supaya tetap dan senantiasa beriman.

(Agar mereka selalu berada dalam kebenaran) berharap akan tetap pada ar-Rusydu, yaitu tetap pada kebenaran. Dan firman ini dibaca dengan memfathahkan syin atau mengkasrahkannya.

   Dan ketahuilah, bahwa setelah Allah Ta’ala menyuruh kaum muslimin berpuasa sebulan dan memperhatikan bilangan hari-hari, serta menyuruh mereka menunaikan tugas-tugas takbir dan syukur, maka dilanjutkanlah dengan ayat ini yang menunjukkan bahwa Dia Maha Waspada terhadap hal ihwal mereka, Maha Mendengar perkataan-perkataan mereka, Maha Mengabulkan doa mereka dan Maha Pembalas terhadap perbuatan-perbuatan dan perintah untuk berpuasa.

   Bersumber dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Tidak ada satu doa pun kecuali dihalangi oleh suatu tabir antara doa itu dengan langit, sehingga orang itu membaca shalawat untuk Nabi SAW. apabila ia telah bershalawat kepadanya, maka tertembuslah tabir itu, dan dia pun masuk. Dan apabila dia tidak melakukan itu, maka doanya kembali lagi.”

   Diceritakan, bahwa seorang saleh duduk untuk membaca tasyahud, dan dia lupa bershalawat atas Nabi SAW. maka dia bermimpi melihat Rasulullah dalam tidurnya. Beliau SAW bangkit lalu bersabda kepadanya: “Kenapakah kamu lupa bershalawat kepadaku?”
Maka jawab orang saleh itu: “Ya Rasulullah, aku sibuk memuji Allah dan menyembah kepada-Nya sehingga aku lupa bershalawat kepadamu.”
   Rasulullah SAW bersabda: “Tidakkah kamu mendengar perkataanku: ‘Amal-amal dihentikan dan doa-doa di tahan sehingga dibacakan shalawat untukku. Dan sekiranya seorang hamba datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan-kebaikan dari seluruh penduduk dunia, sedang di dalamnya tidak terdapat shalawat untukku, maka kebaikan-kebaikan itu dikembalikan kepadanya, sedikit pun tidak ada yang diterima’.” (Zubdah)

   Dan diriwayatkan pula bahwa Nabi Musa as pernah bermunajat kepada Tuhannya katanya: “Tuhanku, apakah Engkau memuliakan seorang seperti halnya Engkau memuliakan aku, hingga Engkau perdengarkan firman-Mu kepadaku?”
   Allah Ta’ala menjawab: “Hai Musa, sesungguhnya Aku mempunyai hamba-hamba yang Aku keluarkan mereka di akhir zaman. Lalu Aku muliakan mereka dengan bulan Ramadhan, dan Aku lebih dekat kepada mereka daripadamu. Karena sesungguhnya Aku berbicara kepadamu, sedang antara Aku dan kamu ada tujuh ribu tabir. Namun apabila umat Muhammad berpuasa, sedang bibir-bibir mereka memutih dan warna-warna mereka memucat, maka Aku angkat tabir itu di waktu berbuka. Hai Musa, beruntunglah orang yang kehausan hatinya dan lapar perutnya di bulan Ramadhan. Aku tidak memberi balasan kepada mereka selain pertemuan dengan-Ku.”

   Maka seyogyanyalah bagi orang yang berakal mengetahui kehormatan bulan ini, dan memelihara hatinya di waktu itu dai kedengkian dan permusuhan terhadap sesama kaum muslimin. Dan selain itu, hendaknya khawatir dan takut kepada Allah, apakah puasanya diterima atau tidak. Karena Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya menerima orang-orang yang bertakwa.”

Artikel Menarik Lainnya:
   Demikianlah pengetahuan tentang  "Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan" semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca setia halaman kami, terima kasih sudah berkunjung di halaman sederhana ini, Mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi...

No comments:

Post a Comment