Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (1)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan):
‘Ya Tuhan kami, rahmat dari ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksa neraka yang bernyala-nyala.’ (QS.Ghafir:7)

Tafsir
(Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya), mereka adalah para malaikat Karubiyyun, yaitu malaikat-malaikat yang tertinggi tingkatannya dan yang pertama-tama diwujudkan. Dibawah ‘Arsy oleh mereka dan berkerumunannya mereka di sekelilingnya, adalah kata-kata majaz tentang pemeliharaan dan pengendalian mereka terhadapnya, dan kata-kata kinayah tentang betapa dekatnya mereka kepada pemilik ‘Arsy dan tingginya kedudukan mereka di sisi-Nya, dan bahwa mereka adalah para perantara untuk melaksanakan perintah-Nya.

(Bertasbih memuji Tuhan mereka), menyebut Allah dengan sifat-sifat yang memuat pujian, yaitu sifat-sifat keangungan dan kemuliaan. Adapun dijadikannya tasbih sebagai pokok predikat, sedang pujian sebagai hal (keterangan keadaan), karena memuji itulah muqtadhal hal (suasana yang meliputi) para malaikat itu, sedang tasbih tidak.

(Dan mereka beriman kepada-Nya). Allah memberitahukan tentang keimanan para malaikat, sebagai pernyataan tentang betapa utamanya keimanan dan penghormatan terhadap orang yang beriman. Dan ayat ini memang berkaitan dengan iman, sebagaimana Dia menyatakan dengan firman-Nya: (Serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman).

Dan juga, dalam rangka memberi pengertian, bahwa para malaikat pemikul ‘Arsy dan penghuni ‘Arsy adalah sama dalam pengetahuan Allah, yakni sebagai bantahan terhadap kaum Mujassimah. Adapun bahwa mereka menanggung taubat, dan diilhami ucapan-ucapan yang menyebabkan turunnya ampunan. Dan ayat ini, juga memuat peringatan bahwa persekutuan iman, mewajibkan adanya pemberian nasihat dan kasih sayang, sekalipun terhadap perbedaan jenis makhluk. Karena persekutuan imanlah hubungan yang paling kuat, sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.”

(Ya Tuhan kami). Maksudnya, para malaikat itu mengucapkan: “Ya Tuhan kami.” Kata-kata ini adalah keterangan atau hal dari Yastaghfiruuna.

(Engkau meliputi segala sesuatu dengan rahmat dan ilmu). Maksudnya, rahmat dan ilmu Allah meliputi. Disini, fi’il digeser dari fa’il-nya yang asli, untuk menyatakan kedalaman yang sejauh-jauhnya (ighraq) dalam mensifati Allah dengan rahmat dan ilmu, dan sebagai pernyataan bersangatan (mubalaghah) tentang meratanya rahmat dan ilmu Allah itu. Adapun di dahulukannya rahmat, adalah karena rahmat itulah yang menjadi sasaran utama disini.

(Maka ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau), yaitu orang-orang yang Engkau ketahui taubatnya dan mengikuti jalan yang benar.

(Dan jagalah mereka dari siksa neraka yang bernyala-nyala) dan peliharalah mereka daripadanya. Kata-kata ini merupakan pernyataan setelah diberikannya pengertian, sebagai penguat dan untuk menunjukkan betapa dahsyatnya azab mereka. (Qadhi Baidhawi)

Menurut Imam Muhammad bin Mahmud As-Samarqandi mengenai firman Allah Ta’ala:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy.”

Ibnu Abbas RA. Berkata: “Sesungguhnya para malaikat pemikul ‘Arsy, kaki-kaki mereka terletak dibumi yang paling bawah, sedang kepala-kepala mereka menembus ‘Arsy. Mereka dalam keadaan tunduk tidak mengangkat pandangan mereka.”

Dan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memandang kepada suatu bahan inti (jauharah), maka berubahlah ia menjadi merah. Kemudian, dipandang-Nya jauharah itu untuk kedua kalinya, maka ia pun leleh dan bergetar, karena takut kepada Tuhannya. Kemudian dipandang-Nya ia untuk ketiga kalinya, maka berubahlah menjadi air. Kemudian dipandang-Nya ia untuk keempat kalinya, maka membekulah separonya. Dan dari yang separo ini, diciptakanlah oleh-Nya ‘Arsy, sedang dari separo yang lain air. Kemudian dibiarkan-Nya dalam keadaan demikian, yang oleh karenanya ia terus bergetar sampai hari kiamat.”
Demikian petikan dari As-Samarqandi.

Artikel Menarik Lainnya:
   Demikianlah pengetahuan tentang  "Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin" semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca setia halaman kami, terima kasih sudah berkunjung di halaman sederhana ini, Mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi...

No comments:

Post a Comment