Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (2)

(Halaman Sebelumnya...)
   Imam Al-Qurtubi mengatakan: “Dan menurut pendapat-pendapat dari para ahli tafsir, bahwanya ‘Arsy itu singgasana, dan bahwa ia berupa bangunan yang diwujudkan. Allah Ta’ala telah menciptakannya, dan memerintahkan para malaikat-Nya supaya memikulnya dan mengharuskan mereka mengagungkannya dan berthawaf di sekelilingnya, sebagaimana Allah telah
menciptakan Bait (Ka’bah) di bumi, dan menyuruh anak cucu Adam berthawaf di sekelilingnya dan berkiblat kepadanya.”

   Dan dari Ali RA: “Sesungguhnya para malaikat yang memikul ‘Arsy ada empat orang. Masing-masing malaikat itu mempunyai empat wajah. Kaki-kaki mereka menapak pada sebuah batu besar yang ada di bawah bumi yang ke tujuh, sejauh perjalanan lima ratus tahun.” (Al-Qusyairi)

   Imam Abu Laits As-Samarqandi berkata mengenai surat Al-A’raf, ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala: “Lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.”
Menurut sebagian ulama, ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat, yang hanya di ketahui oleh Allah saja penakwilannya.

   Dan diceritakan pula dari Yazid bin Marwan, bahwa ketika dia di tanya mengenai takwil dari ayat ini, maka jawabnya, “Takwilnya ialah beriman kepada-Nya,”
   Dan ada pula diceritakan, bahwa seorang laki-laki telah menemui Imam Malik bin Anas, lalu bertanya kepadanya mengenai firman Allah Ta’ala: “Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy.”
   Maka jawab Imam Malik: “Beriman kepada-Nya adalah wajib sedang menanyakan-Nya adalah bid’ah. Dan saya lihat, kamu tak lain orang yang sesat.” Maka murid-murid Imam Malik mengeluarkan orang itu.

   Dan konon, Muhammad bin Ja’far pun berpendapat serupa. Dan dari Ubay bin Ka’ab bahwa dia berkata: Apabila seperempat malam telah lewat, maka Rasulullah SAW bangun, lalu ujarnya: “Hai manusia, ingatlah kalian kepada Allah. Pasti datang kegoncangan itu, diikuti oleh tiupan. Pasti datang maut dengan segala akibatnya.”
Maka berkatalah Ubay bin Ka’ab: “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya banyak membaca shalawat untukmu. Berapakah shalawat yang harus aku sampaikan kepadamu?”
Rasulullah SAW menjawab: “Sebanyak yang kamu kehendaki.”
Kata Ka’ab: “Seperempat?”
Rasulullah SAW menjawab: “Sebanyak yang kamu tambah, maka itu lebih baik bagimu.”
Kata Ka’ab pula: “Sepertiganya?”
Rasulullah SAW tetap menjawab: “Sebanyak yang kamu kehendaki. Dan jika kamu tambah, maka itu lebih baik bagimu.”
Kata Ka’ab lagi: “Ya Rasul Allah, dua pertiganya?”
Jawab Rasul SAW tetap: “Sebanyak yang kamu kehendaki. Dan jika kamu tambah maka itu lebih baik bagimu.”
Maka Ka’ab berkata: “Ya Rasul Allah, jadi shalawatku seluruhnya aku berikan kepadamu?”
Rasul SAW berkata: “Kalau begitu, shalawatmu mencukupi tekadmu, dan di ampunilah dosamu.” (Syifa’un Syarif)

   Adapun firman Allah Ta’ala:
“Dan para malaikat pemikul ‘Arsy beriman kepada-Nya.”
   Maksudnya,bahwa para malaikat pemikul ‘Arsy itu membenarkan, bahwa Tuhan itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tiada tara. Jadi bila anda bertanya: Mereka yang bertasbih memuji Tuhannya, lalu beriman kepada-Nya. Padahal, tasbih itu hanyalah terjadi sesudah beriman. Maka bagaimanakah pengertian firman-Nya: “Dan mereka beriman kepada-Nya?”Saya jawab: “Pengertiannya ialah bahwa itu merupakan peringatan, betapa mulia dan utamanya iman itu, dan merupakan anjuran untuk beriman. Dan setelah Allah Ta’ala ‘Azza wa Jalla terhalang dari mereka oleh tabir-tabir keagungan, keindahan dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, maka Dia pun menyebut mereka sebagai makhluk-makhluk beriman.” (Tafsir Al-Khazin)

   Dan bila anda masih bertanya: “Bagaimana pengertian mengenai permohonan ampun para malaikat untuk orang-orang yang beriman, padahal mereka adalah orang-orang yang bertaubat lagi saleh, yang dijanjikan akan mendapatkan ampun, sedang Allah takkan menyalahi jani-Nya?”
Saya jawab: “Ini merupakan syafaat. Sedang pengertiannya ialah bertambahnya dan pahala.” (Kasysyaf)

Ada pula ulama yang mengatakan, permohonan ampun dari para malaikat untuk orang-orang yang beriman ini adalah sebagai imbalan dari apa yang pernah mereka katakan:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

   Yakni, oleh karena dulu para malaikat itu terlanjur mengatakan apa yang telah mereka katakan, maka kini mereka lantas memohonkan ampun bagi orang-orang mukmin, hal mana juga merupakan peringatan bagi selain malaikat, bahwasanya wajib atas orang yang telah memperkatakan diri orang lain, sebagai penyesalan atas kata-kata yang terlanjur dia ucapkan. (Tafsir Al Khazin)
(Halaman Selanjutnya...)

Artikel Menarik Lainnya:
   Demikianlah pengetahuan tentang "Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (2)" semoga artikel ini bermanfaat untuk pembaca setia halaman kami, terima kasih sudah berkunjung di halaman sederhana ini, Mari jadikan segalanya lebih sempurna lagi...

No comments:

Post a Comment